Presiden RI Ke tujuh ini dilantik tanggal 20 Oktober 2014di Rapat
Paripurna MPR RI. sambutan pertama Presiden Pilihan rakyat ini
mengungkapkan istilah kemaritiman Jalesveva Jayamahe juga terucap
Kita juga harus bekerja keras mengembalikan Indonesia sebagai negara
maritim. ini semboyan nenek moyang kita, dan semoga kita bisa
mengembalikannya.
Seruan TNI AL Indonesia adalah: "Jalesveva Jayamahe" yang seringkali diterjemahkan dengan kalimat: "Di Lautan Kita Jaya".
Patung Jalesveva Jayamahe yang menghadap ke Lautan Luas. |
Sebenarnya
ungkapan ini berasal dari bahasa sansekerta; "Jales.eva Jayamahe" dan
bisa dianalisa sebagai berikut: jales.veva terdiri dari dua bagian: jales.u dan
eva. Jales.u berasal dari kata dasar jala (maskulum) yang berarti air
dan jales bisa diterjemahkan sebagai: "di air-air" eva adalah bisa
diterjemahkan dengan kata "-lah". jayamahe, secara harafiah bisa
diterjemahkan sebagai: "kita berjaya". Jadi kalimat ini secara
harafiah artinya adalah: "Di airlah kita berjaya!"
Kita Mengetahui Indonesia
terletak di lintasan khatulistiwa serta memiliki lautan yang luas. ada 2 unsur
sebagai tulang punggung pelaksanaan pembangunan
menuju negara maritim. yaitu Negara sebagai unsur Vertikal dan Civil society
unsur horizontal. Presiden terpilih ini menghendaki Masyarakat lebih bekerja
keras dalam membangun kemaritiman. Samudra, laut dan teluk adalah masa
depan Peradaban Indonesia. Sepenggal Pidato Presiden Jokowi ini mengingatkan
kita pada sebuah lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut yang tren pada tahun 80an
ke 90an dan sekarang mungkin sudah terlupakan bagi generasi muda kita.
Kelaut
kita beramai-ramai adalah lirik terakhir lagu tersebut, namun sayang saat ini
laut dianekdotkan dengan kegagalan oleh generasi muda era globalisasi ini
dengan kiasan kelaut aje.
Semoga Jalesveva Jayamahe
"Di airlah kita berjaya!" dapat terealisasi pada 5 tahun pemerintahan
Jokowi-JK tanpa menutup mata dengan situasi para nelayan kita yang sangat jelas
sekali terpinggirkan oleh peradaban Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment