Kepala BNPB melaporkan penanganan Sinabung kepada Presiden Jokowi.(twitter.com/Sutopo_BNPB) |
Bantuan Presiden Disunat Koordinator Pengungsi? - Wajah para pengungsi erupsi Gunung Sibanung sedikit terlihat cerah saat dijenguk Presiden RI, Joko Widodo. Tapi, wajah cerah itu tak berlangsung lama. Sebab, bantuan langsung yang diberikan Presiden ke-7 disunat koordinator pengungsi. Jumlahnya pun beragam, mulai 100 ribu hingga 200 ribu.
Sikap tak terpuji koordinator pengungsi itu terungkap saat Jokowi berkunjung ke Tanah Karo untuk melihat langsung keberadaan dan memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 500 ribu setiap kepala keluarga. Seperti pengakuan Andreas Tarigan, selaku Kepala Desa Kuta Tonggal, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo. Dia mengatakan ada 109 KK warganya yang menerima bantuan dari Presiden.
“Pemotongan yang dilakukan koordinator beragam, ada yang 100 ribu dan ada juga yang 200 ribu. Pemotongan langsung dilakukan oleh koordinator pengungsi Swadaya yang ada di lokasi UKA. Ada 3 koordinator yang melakukan pemotongan itu, yakni AG, ES dan MS,” kata Andreas Tarigan, Kamis (30/10).
Ketika hal tersebut dikonfirmasi ketempat pengungsian warga kuta Tonggal di lokasi UKA, Kamis, (30/10), ketiga kordinator posko tersebut tidak berada ditempat. Menurut keterangan beberapa pengungsi dari kaum Ibu yang sedang berkumpul diwarung depan posko UKA, mengatakan ketiga kordinator tersebut sedang bekerja aron diladang orang.
Saat ditanya kebenaran yang dikatakan kepala desanya bahwa bantuan dari Jokowi disunat oleh kordinator, salah satu pengungsi, Lina wati beru Sitepu didampingi Tri Murti beru bangun, langsung membantah pengakuan kepala desanya.
Menurut mereka, setelah bantuan diterima sesuai jumlah KK warga desa kuta Tonggal, saat itu juga dibuat musyawarah diantara sesama pengungsi agar uang berjumlah 500 ribu, masing masing KK menyisihkan 100 ribu kedalam KAS kelompok “SADAR” yang sebelumnya telah dibentuk sesama pengungsi. Dalam kesepakatan mereka uang 100 ribu tersebut disimpan sebagai stok bila nantinya sinabung erupsi kembali dapat dipastikan bahwa warga yang sekarang ini tinggal di desa kuta Tonggal akan kembali datang untuk bergabung diposko swadaya UKA ini, ujar mereka serentak.
“Jadi tidak betul yang dikatakan kepala desa itu. Malahan bagi warga yang tinggal dikampung bahkan yang di Medan pun kita hubungi semua agar uangnya diambil tinggal 400 ribu lagi, karena sisa yang 100 ribu kita katakan sudah sepakat untuk disimpan di KAS kelompok Sadar sebagai stok keuangan,” katanya.(bam/metro24jam)
0 komentar:
Post a Comment